KELUARGA ISLAM DAN KONSEP AMANAH Oleh: Dra. Hj. Lenny Oemar
Keluarga dalam islam merupakan komunitas ideal pertama bagi manusia muslim untuk membentuk masyarakat yg diridhoi allah. Di dalam islam, keluarga menempati posisi dasar pembentukan insan yg sempurna. Keluarga islam adalah komunitas kecil yg selanjutnya berkembang ke arah pembentukan umat.
Bila memandang keluarga dalam islam, tak akan lepas dari konsep jamaah yg didalamnya mengandung unsur pengelolaan yg baik dan adil atau amanah yg harus dijaga dan istri memperlakukan suami sebagai amanah yg harus dimuliakan, serta keduanya melaksanakan amanah untuk membesarkan dan mengasuh anak-anaknya untuk menjadi hamba-hamba allah.
Rumah tangga adalah amanah bersama. Titik ini semestinya menjadi acuan awal ketika menempatkan masalah rumah tangga sebagai sentral pembinaan umat. Biasanya masalah-masalah yg timbul dalam keluarga karena masing-masing pihak tidak bisa memenuhi amanah tersebut.
وَيَا آدَمُ اسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلاَ مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلاَ تَقْرَبَا هَـذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ {الأعراف: 19}
tinggallah engkau bersama istrimu (hawa) dalam surga dan makanlah kamu berdua sebagaimana kamu kehendaki, tetapi janganlah kamu hampiri pohon kayu ini, nanti kamu termasuk orang termasuk orang yg aniaya( Q.S- AL-ARAF 19)
ayat tersebut sering dijadikan sebagai alat untuk mendiskreditkan wanita sebagai penggoda. Syekh Muhammad Saltut menjelaskan bahwa ayat tersebut justru menjelaskan keluarga islam pertama dimuka bumi ini serta nilai-nilai yg menyertainya. Beliau merinci awal mulanya allah menetapkan
1. konsep suami istri (tatkala adam menerima hawa sebagai amanah allah)
2. kewajiban suami istri mengemban amanah didalam rumah tangga dan menjalankan konsensus (dengan makan dan minum dari surga tapi jangan dekati larangan allah).
3. konsekuensi/hukuman yg ditimpakan allah bila amanah tersebut dilanggar (hawa menggoda adam melanggar larangan allah sehingga mendapat hukuman).
4. adanya konsep timbal balik terhadap amanah keluarga yg dijalankan oleh suami istri (hawa tergoda, adampun tergoda, kedua-duanya sama-sama menanggung konsekuensi yg tidak bisa menjaga amanah. Dalam konteks lain, allah tidak menghukum salah satu tapi keduanya).
Demikian allah menjelaskan konsep dasar keluarga dalam islam. Proses resiprokal (timbal balik) didalam keluarga antara suami-istri sebenarnya merupakan alasan mendasar terbentuk dan utuhnya keluarga, baik dengan pembagian peran (suami-istri, ayah-ibu) ataupun pembagian fungsi (pengasuh-penjaga, pendidik-pengurus). Ketika pasangan berubah peran, dari seorang istri menjadi seorang ibu, dari suami menjadi seorang ayah, hambatan-hambatan akan selalu muncul dalam kehidupan keluarga. Islam telah akomodatif terhadap perubahan itu dengan mengembalikan fungsi-fungsi kepengurusan (imarah) dan pendidikan (tarbiyah).
Keluarga ideal adalah seperti yg dicontohkan Rasulullah SAW. Istri dimuliakan dan dijaga haknya, serta suami dihormati dan dipatuhi perintahnya, sehingga Nabi menyebutnya Baiti jannati artinya rumah tanggaku adalah surgaku.
Rasulullah menyuruh setiap suami untuk sering berkhidmat dan memuliakan istri, sehingga rasulullah berkata, tidak akan memuliakan istri kecuali suami yg mulia dan tidak akan menghinakan istri kecuali suami yg hina .rasulullah pun menyuruh setiap istri untuk menggembirakan suami, sehingga senangnya suami diidentikkan dengan turunnya ridho allah. istri yang baik adalah apabila ditatap suaminya, hati suaminya menjadi suka cita.
Moh. Abdul menjelaskan bahwa keluarga rasulullah SAW adalah bentuk/model final dari keluarga-keluarga terdahulu, karena telah melengkapi kausalitas keluarga sebagai modal dasar membangun umat. Setelah beberapa model keluarga yg disebutkan allah dalam Al-Quran:
1. Adam dan Hawa yg dihukum Allah karena tidak amanah.
2. Nuh yg istri dan anaknya membangkang
3. firaun yg istrinya beriman
4. ibrahim a.s dan hajar yg kedua-duanya membangun keluarga tauhid dan generasi penerus, yaitu ismail.
5. Abu lahab yg istrinya membantu suami menentang Allah dan Rasulullah.
6. konsep keluarga Rasulullah SAW menempatkan amanah sebagai landasan dan struktur bangunan. Wallahu alam bishawaab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar